Sri Hastuti, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
2018 Tahun Pertamaku  Menemukanmu
dokumen pribadi

2018 Tahun Pertamaku Menemukanmu

2018 Tahun Pertamaku  Menemukanmu (KGB)

 

#KisahGuruPenggerak

Tahun 2018 adalah awal saya mengenal Komunitas Guru Belajar ( KGB). Komunitas yang membawa saya pada perubahan paradigma tentang dunia pendidikan. Dunia yang saya lakoni sebagai guru. Betapa saya bangga ketika ditanya apa kerja saya? dan agak sedikit menyombong saya akan jawab “Guru”.  Waktu itu, saya beranggapan bahwa guru adalah orang yang keren. Guru itu ketika mengajar harus didengar dan tak terbantah. Guru yang ketika mengajar adalah orang  yang paling tau segalanya. Dan menganggap bahwa setelah menjadi guru saya tak perlu lagi belajar apalagi dari guru lain. Belajarnya bila mendapat perintah dari atasan untuk ikut diklat yang ditentukan oleh Pemerintah melalui Dinas Pendidikan atau Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

Saya termasuk guru yang beruntung, karena sering sekali mendapat kesempatan untuk ikut pelatihan atau Diklat. Seringnya mewakili sekolah atau kabupaten untuk kegiatan membuat saya memiliki banyak teman. Meskipun tak jarang apa yang sudah saya dapatkan di pelatihan tersimpan di dalam laptop atau tersusun rapi  dalam map. Bahan akan saya berikan ke teman bila ada yang meminta, jika tidak maka berhentilah bahan tersebut di saya. Bahan itu menjadi berdaya ketika untuk membuat  laporan kenaikan pangkat. Karena bukti sertifikat disertai dengan laporan. Ternyata saya mengalami miskonsepsi guru belajar, bahwa saya belajar karena faktor Eksternal .

Beruntung tahun itu saya dipertemukan Allah dengan kegiatan Parenting yang dikelola oleh ibu Najelaa Shihab, yaitu seminar Keluarga Kita. Kegiatan ini yang kemudian membawa saya untuk menjadi Relawan Keluarga Kita (Rangkul) yang terus belajar dan bergerak menyebarkan praktik pengasuhan. Dan saat itulah saya bertemu guru-guru alumni Temu Pendidik Nusantara 2017. Sebut saja Bu Yayuk (Padang), bu Rahmi (Pessel) dan pak Adhan (Solok). Melihat mereka telah kenal satu sama lain, saya terpancing untuk bertanya. Dan saat itu saya mengenal adanya Komunitas guru belajar, Kampus Guru Cikal dan Temu Pendidik Nusantara.

Saya ikuti kontennya di media sosial untuk menjawab rasa ingin tahu saya. Hingga akhirnya saya mengenal Aplikasi Telegram dan masuk di grup Temu Pendidik Mingguan (TPM) yang merupakan diskusi mingguan secara daring. Saya menanyakan hal-hal yang tidak saya pahami kepada siapa saja yang ada di grup. Saya melihat bahwa komunitas ini beda. Banyak guru dan orang tua berada di grup. Guru dari lintas jenjang, lintas mata pelajaran dan guru dari sekolah formal ataupun non formal. Ada banyak kepala sekolah dan pengawas sekolah yang ikut bergabung. Hal ini menjadikan saya semakin penasaran. Ditambah dengan Pesisir Selatan yang lebih dulu membentuk KGB dan mendapat kunjungan langsung dari kampus Cikal. Kampus Cikal memiliki program Ground of Minang dan memberikan programnya ke Pessel.

Rasa penasaran saya akan hal ini saya sampaikan kepada bu Mahayu. Beliau tempat saya bertanya tentang KGB. Beliau selalu sabar menjawab pertanyaan dari saya. Bahkan mengajak saya untuk ikut kegiatan di Pessel. Sayang, waktunya tidak memungkinkan saya ikut karena ada kegiatan lain yang bersamaan.  Saya diberikan soft buku panduan penggerak untuk mengaktifkan KGB Sijunjung. Saya diberi kesempatan untuk belajar. Meski perlahan, akhirnya saya semakin sadar bahwa saya guru yang belum merdeka. Guru yang hanya mengejar karir pribadi tanpa peduli murid-murid saya. saya semakin menyadai banyak pendekatan yang belum pas saya lakukan pada waktu itu.

Maka dengan keberanian yang tak tahu datangnya dari mana, saya bertekad menggerakkan KGB Sijunjung. saya menerima kesempatan untuk menjadi Admin grup KGB. Saya ajak teman-teman untuk masuk ke WAG,untuk belajar bersama.  Meyakini bahwa guru harus terus belajar, dari sesama guru yang telah mempraktekkan meski gagal dan mencobanya kembali hingga berhasil.  Mencari guru tamu untuk menghidupkan grup dan menarik teman-teman untuk menjadi anggota grup.

Tahun 2018 membawa pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk memulai merubah paradigma tentang guru, tentang pendidikan dan pengasuhan. Masih banyak yang harus saya ceritakan. Nantikan kelanjutannya esok hari ya.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangatnya luar biasa buu. Salam sukses

07 Jun
Balas

Semangat bunda patut diacungi jempol. Salut... Salut... Salut.. Sama bundaku satu ni..

06 Jun
Balas

Belum ada apa-apanya kok say

06 Jun

Keren

07 Jun
Balas

Terimakasih bu

07 Jun

Keren Bu, ditunggu cerita selanjutnya

07 Jun
Balas

Siap ibuu

07 Jun

Semangat mu luar biasa, dinsay

06 Jun
Balas

Masih Mengejar Unii biar sisa kayak Uni juga

06 Jun

Menunggu kelanjutan ceritanya...

06 Jun
Balas

baca terus yaa

06 Jun



search

New Post